• Rabu, 18 Juli 2012

      Teknik Dasar Photography

      Pasti temen-temen semua yang udah lama berkecimpung dengan dunia fotografi nggak bakal asing dengan istilah Arperture, Shutter speed, ISO, Exposure,  dan istilah-istilah lain. kadang juga sering denger fotogtafer yang bilang "Kok kayaknya exposurenya terlalu gelap yah?" Apa gak terlalu OE (Over exposed) tuh poto? Lha dalah.. exposure saya harusnya gimana to?

      Jangan khawatir dan bingung dengan intilah-istilah aneh di atas friend. aku bakal membagi secuil ilmu yang aku pernah dapet tentang fotografi. tapi bukan berarti aku udah jago fotografi ya,,aku juga seorang Newbie kok yang bakal terus belajar,,dan aku membagi artikel ini juga berdasar pada artikel-artikel yang udah banyak di share di dunia maya kok.


      dan satu hal yang pertama dan utama untuk belajar FOTOGRAFI adalah menegtahui teknik dasarnya yaitu... EXPOSURE...
      dan moga-moga temen-teman yang baca artikel ini, amal ibadahnya diterima di sisinya,,eh salah maksudnya teman-teman akan mendapatkan sesuatu yang baru dan dapat di langsung dicoba di teknik fotografi.

      Setelah membaca artikel ini insyaAllah teman-teman semua gak benar-benar awam lagi dengan yang namanya: Aperture, Shutter Speed dan ISO, istilah-istilah seperti Aperture Priority, Shutter Priority, Manual Aperture and Shutter dan kapan paling efektif untuk memakainya. tau apa itu Panning teknik dan bagaimana sih biar bisa panning?,.lalu apa itu Depth of Field, Mengerti tentang Shutter Speed tentang pembekuan gerakan (Freezing), menghasilkan efek arus (flowing effect)

      oke deh langsung aja...tapi sebelumnya kamera DSLR (maap buat yang camdig mungkin lain kali aku share teknik tentang camdig) silahkan di setting pada posisi Manual, karena percuma dong punya DSLR pake full auto mending ganti camdig aja om,hehe...:p

      Kamera yang aku pakai adalah DSLR Canon EOS 1000d tapi secara garis besar basic dari setiap DSLR itu sama kok dan bisa di implementasikan di fotografi secara general (dan bagi yang bebeda "agama" monggo menyesuaikan). 

      TAKE A NICE EXPOSURE
      Ok. Kalau teman-teman bertanya "Seharusnya exposure saya gimana sih?" yah gampang sih jawabnya, "Exposure teman-teman harus bener!" ya kan? bener itu gimana ya sesuai kebutuhan,,tetapi pada umunya yang diharapkan Exposure itu seimbang bukan Over atau Under. Nah, exposure itu bisa di golongkan kepada 3 hal yang saling erat hubungannya, mereka adalah:
      1. Aperture = bukaan diafragma lensa biasanya dalam ukuran f/2.8, f/5.6 dan seterusnya
      2. Shutter Speed = bukaan berapa lama film menerima cahaya sewaktu diafragma di buka; dalam ukuran 2s, 1/250s ,1/500s, dan seterusnya (s = seconds, detik)
      3. ISO, Speed of the film = internasional stteman-temanrd untuk sensitifnya film. contoh: ISO 400 lebih sensitif daripada ISO 200, ISO 200 lebih sensitif daripada ISO 100, dan seterusnya.
      di dalam seting kamera (pada bagian atas body ada lingkaran yang bisa diputer-puter) ada istilah Manual (M), Aperture Priority/Arperture Value (pada nikon: A canon: AV), Shutter Priority (nikon: S canon: TV), Automatic? kan lebih asik automatic dong? 

      "Ok, bukannya kalau kamera di set P (Automatic atau Program Mode) terus kan tinggal jepret aja om kan semuanya sudah di atur otomatis, nah terus ngapain harus ngerti 3 bahasa aneh di atas coba?". Nah kalo temen-temen sudah puas sama P (Automatic atau Program Mode) exposure setting camera kalian, ya ngapain teman-teman beli DSLR dan baca baca artikel ini?

      kenapa sih kita harus ngerti 3 istilah diatas karena kalau kita menguasai dasar-dasarnya pasti kita bakalan lebih mendapatkan exposure yang lebih baik atau lebih banyak kesempatan teman-teman akan mendapatkan exposure yang sempurna. Bukankah lebih baik untuk mempelajari Manual to? 

      Nah sekarang coba liat di viewfinder (itu lho kotak kecil yang teman-teman lihat di camera untuk motret) di sana pasti ada semacem gini nih: +'''''0'''''''- ya kan? Nah jika teman-teman memutar control dial (itu lho yang kaya  scroll mouse) di camera temen-temen, tanda panah akan bergeser sesuai dengan yang kalian hendaki, jika teman-teman mutar ke kanan, panahnya ke kanan, kalo ke kiri ya panahnya ke kiri. Biasanya kalau ke kiri valuenya semakin besar atao ke positif kalo ke kiri valuenya semakin kecil dan ke arah negatif. 

      Aperture priority (biasanya A atau Av)
      Dalam mode AV ini, kalian memilih lens aperture (bukaan diafragma seperti pupil mata) secara manual, sedangkan secara otomatis kamera teman-teman akan menghitung berap shutter speed yang pas. Coba set camera teman-teman ke Aperture Priority, nah di Aperture priority, teman-teman ngatur Aperturenya secara manual, dan camera teman-teman akan mengatur Shutter Speed secara otomatis untuk memberikan exposure yang kamera teman-teman pikir "PERFECT". 

      Umumnya Aperture Priority ini dipakai bila keadaan:
      1. Cahaya sekeliling sangat minimal. Contoh: dalam event wedding atau dalam event pesta wisuda silahkan untuk setting kamera ke A pada bukaan yang besar (yang angkanya kecil), karena kamera kalian lah yang akan memilih shutter secepat mungkin untuk mendapatkan exposure yang sempurna dan dengan setting Aperture yang dihendaki.
      2. jika temen-temen menginginkan maksimum depth-of-field (ruang tajam) dan objectnya tuh tidak bergerak jadi semua akan tampak jelas dan tidak ada blur. pilihlah Aperture sekecil mungkin untuk memaksimumkan Depth of Field (akan di bahas di bawah ini) 

      Shutter Priority (biasanya S)
      Di dalam mode ini, teman-teman memilih shutter speed secara manual dan meter kamera teman-teman akan memilih aperture secara otomatis. Sama dengan Aperture Priority tetapi kali ini yang teman-teman prioritaskan, dalam kata lain yang teman-teman bisa ngatur itu yah shutter speednya, camera teman-teman akan mengatur Aperture secara automatis yang di pikir kamera teman-teman exposurenya "PERFECT". 

      Karena hanya dengan Shutter Priority ini lah kita bisa:
      a. FREEZE MOTION = pembekuan gerakan yang terekam di film, dan
      b. IMPLYING MOTION = untuk menghasilkan flowing effect, yang bersifat memberikan efek gerakan
      shutter maksimal dapat digunakan pada:
      . Panning teknik. Panning adalah teknik perekaman object yang bergerak sehingga menghasilkan effect gerakan dan bisa terlihat jika object yang terfokus adalah object yang sedang moving atau bergerak. (akan dijelaskan lebih lanjut disini

      Contoh Panning: 

      Ok, ada 3 rahasia untuk mendapatkan hasil panning yang memuaskan:
      Rahasia #1: Teman-teman harus PARALEL dengan object yang bergerak itu. Dari contoh di bawah ini, tahap awal siapkan kamera dan tunggu sampai mobilnya tuh persis di depan kalian, dan langsung pencet shutter dengan badan mengikuti arahnya mobilnya melaju setelah memencet shutternya.
      Rahasia #2: Pilihlah Shutter Speed yang paling cocok untuk objek yang bergerak itu. Biasanya aku pakai Shutter 1/20 atau 1/30
      Rahasia #3: Jangan pakai tripod. Pakailah badan teman-teman sebagai tumpuan yang mengayun dari kiri ke kanan atau sebaliknya searah dengan object yang akan di potret.

      Manual Exposure (biasanya M)
      Nah Manual Exposure ini lah yang memungkinkan kita mengatur sendiri panah2 tadi yang sudah aku jelaskan di atas untuk mendapatkan exposure yang KITA hendaki "PERFECT EXPOSURE" sekali lagi, bukan kamera kita yang mikir perfect tapi kita sendiri. Karena di Manual inilah kita bisa mengatur Aperture dan Shutter Speed secara manual.

      "Nah terus apa hubungannya di antara tiga bahasa aneh dan jelek di atas itu, apa sih tadi Aperture, Shutter Speed dan ISO, huh?" Ok. Nih aku jelasin yah. 

      1. APERTURE (Diafragma)
      Aperture adalah bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk. Ukuran aperture biasanya bisa di liat dengan f/ number. Semakin besar nomer f/ nya semakin kecil bukaan lensanya. Dengan kata lain, semakin kecil nomer f/ nya, semakin GEDE bukaan lensanya. CONTOH: f/2.8 bukaannya lensanya tuh lebih besar daripada f/11. Aperture ini lah yang biasanya orang orang di kritik fotografer.net pada bilang "Wahhhh bagus bener DOFnya, bagus bener pemteman-temanngannya!" Nah sekarang ngerti kan kalo Aperture ini adalah sang komandan yang bertanggung jawab atas wilayah ketajaman di dalam satu foto. DOF, kepanjangan dari Depth-of-Field, yaitu wilayah di sekeliling subject yang di rekam oleh camera yang layak tampil tajam di hasil potonya. 

      Aperture1 (Semakin besar aperture kita, semakin sedikit wilayah ketajaman poto kita, shallow depth-of-field):

      ruang tajam sempit

      Nah di contoh ini yang diambil di teras kosan dengan objek kucing yang sedang nangkrimg diatas pager, data photo adalah: 1/200s f/3.5 panjang fokal 200mm. Kalo teman-teman perhatiin, tuh di backgroundnya ga keliatan apa apa yah? Jelek yah poto ini? aku memang sengaja mau lebih fokus ke kucingnya saja, jadi waktu motret ini aku nggak peduli ama background jadi ya aku pilih aja f/3.5 nah Aperture ini namanya "Big Aperture" kalo lebih besar lagi adalah f/1.8.
       
       
      Aperture2 (Semakin kecil aperture kita, semakin banyak wilayah ketajaman poto kita, bigger depth-of-field): 

      ruang tajam luas

      Nah di contoh yang ini, data potonya adalah: 1/100s f/22.0 at 18mm. Kalo sekali lagi teman-teman perhatiin deh, tuh dari depan dari sawah yang ijo itu sampe belakang pohon dan gunung kan semuanya fokus. Dengan ini, dapat disebut dengan istilah "Small Aperture" kalo lebih small lagi ya f/32.

      Ukuran Aperture dalam perbedaan ukuran satu stop adalah:
      f/2 -> f/2.8 -> f/4 -> f/5.8 -> f/8 -> f/11 -> f/16 -> f/22
      Dari f/2 sampe ke f/2.8 di katakan Aperturenya turun 1 stop dalam kata laen -1. Dari f/4 turun 3 stop ke f/11. Di katakan turun adalah jumlah cahaya yang masuk melalui diafragma kan lebih sedikit jadi oleh karena itu di katakan turun.

      2. SHUTTER SPEED (Kecepatan penutup lensa)

      Nah apa ini? Kalo tadi Aperture kan ngatur berapa banyak cahaya yang masuk kan? Nah kalo Shutter Speed ini ngatur berapa lama cahaya itu masuk ke film. Contohnya: shutter speed 2s (2 detik) tentunya cahaya yang masuk lebih lama ya kan? kalo shutter speed 1/1000s ( 1/1000 detik lho) ya jelas aja cahaya yang masuk cuman sekilat aja. Gampang kan?

      Shutter speed 1 (semakin lambat shutter speed, cahaya yang di peroleh film akan semakin banyak
       
      bluring seperti kapas

      Nah di contoh yang ini di ambil di air terjun curuk cilember alias curuk7 di daerah puncak, data dari foto tersebut adalah: 2s f/16.0 panjang fokal 50mm . tapi ini baru 2 detik harusnya 5 atau 10 detik sayangnya nggak bawa tripo.. kalo ga gitu kan ga bisa create kayak gini tuh liat airnya kayak kapas gitu halus, Ini di karenakan cahaya yang masuk lebih lama oleh karena itu cahaya yang terekan di film akan seolah-olah menghasilkan effect seperti water flowing (air yang mengalir)
        
      Shutter speed 2 (semakin cepat shutter speed, cahaya yang di peroleh film akan semakin sedikit, lebih untuk ke FREEZE MOTION, yakni untuk membekukan gerakan)

      Freezing


      Nah di contoh di atas, kali ini kelakuan teman-temanku yang pengen di foto sambil loncat. Oleh karena itu aku pilih fast shutter speed untuk membekukan gerakan temanku yang yang sok-sok'an bisa kungfu ini.
      Urutan Shutter Speed dalam perbedaan ukuran satu stop adalah: 
      1/8 -> 1/15-> 1/30 ->1/60 ->1/125 ->1/250 ->1/500 ->1/1000 (dalam detik)

      3. ISO, Speed of Film
      Begini saja, anggap saja ISO ini adalah kunang-kunang yang bekerja di dalam camera teman-teman. Kalo di camera diset ke ISO 400 berarti temen-temen mempunyai 400 kunang-kunang yang bekerja, jika teman-teman set camera teman-teman ke ISO 100 berarti teman-teman cuman punya 100 kunang-kunang untuk bekerja di dalam kamera teman-teman.

      Nah ukuran ISO dalam perbedaan satu stop adalah:
      100 ->200 ->400-> 800 ->1600
      ISO 800 adalah 3 kali lebih sensitif daripada ISO 100 (lebih sensitif terhadap cahaya 3 stop), tetapi hasil potonya mungkin agak grainy (seperti berpasir) Nah dalam hal ini lah yang harus menjadi pertimbangan teman-teman kapan harus kompensasi demikian.


      nah itu tadi sedikit ulasan tentang teknik dasar fotografi yaitu exposure,bagi yang penasaran langsung ambil SLR nya dan langsung aja di praktekin ya,,untuk trik lain akan di bahas di lain kesempatan,,dan tetap disaluran yang sama jangan ganti chanel anda..selamaat mencoba..

      sampai jumpa di bahasan yang lain..
      salam jepreet..!!

      Dept of Field (DoF)

      oke melanjutkan postingan sebelumnya tentang Teknik dasar Fotografi,pada postingan kali ini aku akan membahas tentang Dof (bukan merk sabun lho,hehe),,dan ini adalah istilah umum dalam fotografi yang sering banget kita dengar bukan.

      Secara harafiah Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang.atau bahasa mudahnya DOF: Ruang tajam

      melihat ketajaman gambar
      Di dunia fotografi, DOF secara teknis berarti rentang atau variasi jarak antara kamera dengan subjek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima (tidak blur). Dengan kata lain, DOF digunakan untuk menunjukkan ruangan tertentu di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman (fokus)

      Secara umum, Depth Of Field dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
      Jarak fokus utama dari kamera
      • Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan kuadrat jarak objek. Jika kita mengubah jarak antara kamera dengan objek sebesar 3x (lebih jauh - dengan menggeser kamera mundur dari posisi semula) maka lebar ruang tajam akan menjadi 9x lebar semula.
      Bukaan diafragma
      • Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan diafragma. Contoh: jika diafragma dinaikkan 2 stop dari f/8 ke f/16, maka lebar ruang tajam akan menjadi 2x lebar semula. 
      "atau bahasa mudahnya semakin besar angka f maka bukaan diafragma semakin sempit dan ruang tajam semakin lebar"
      Panjang fokus lensa yang digunakan
      • Lebar ruang tajam berbanding terbalik dari kuadrat panjang fokus. Dengan kata lain, lebar ruang tajam akan menjadi 4x lebar semula jika kita mengubah lensa dari 100mm ke 50mm (panjang fokus lensa setengah dari semula).
      "atau bahasa mudahnya semakin panjang fokalnya maka ruang tajam semakin sempit,dan makin pendek fokal makan ruang tajam makin luas"

      Semakin lebar sudut lensa maka semakin luas daerah ruang tajamnya. Ini artinya, ketika kamera di-zoom out, objek yang kita shoot akan semakin leluasa untuk bergerak maju ataupun mundur dalam jarak tertentu dari kamera dan masih terlihat tajam/fokus. Ruang tajam yang sempit dalam pengambilan gambar telephoto, disebut juga DoF sempit, sedangkan ruang tajam yang luas dalam pengambilan gambar wide disebut juga DoF luas.

      Semakin membuka diafragma, semakin sempit daerah ruang tajamnya. Ini berarti, mengatur fokus dalam situasi pencahayaan yang kurang akan lebih problematis dikarenakan diafragma harus membuka lebar dan objek tidak akan leluasa untuk bergerak mendekat atau menjauh dari kamera karena akan keluar dari fokus (out of focus).

      contoh:

      Informasi Foto:
      kamera: Canon EOS 1000d
      lensa-panjang fokal: 50mm
      bukaan diafragma: f/2
      shutter speed: 1/400s
      ISO: 100

      dengan panjang fokal (focal lenght) 50mm angka diafragma (f) kecil akan menghasilkan bukaan yang lebar dan ruang tajam yang sempit sehingga bagian depan dan belakang objek kaktus tersebut tidak tajam (blur)

       bandingkan dengan yang ini.....

      Informasi Foto:
      lensa-panjang fokal: 18mm
      bukaan diafragma maksimal: f/3.5
      shutter speed: 1/640s
      ISO: 200

      dengan panjang fokal 18mm angka diafragma (f) lebih besar dari objek sebelumnya menghasilkan bukaan yang lebih sempit dan ruang tajam yang lebih lebar sehingga seluruh sepeda dari depan hingga belakang terlihat jelas (fokus)

      jadi dapat disimpulkan disini bahwa
      "semakin besar bukaan diafragma dan semakin panjang Focal lenght maka ruang  tajam semakin sempit seperti gambar pertama, sedangkan semakin kecil bukaan diafragma dan semakin pendek Focal lenght maka ruang  tajam semakin lebar seperti gambar kedua"

      Kombinasi antara telephoto (zoom in all the way) dan diafragma yang membuka lebar, akan mengakibatkan ruang tajam yang sempit. Satu contoh, saat pengambilan gambar telephoto (tight shot) seorang penyanyi yang melakukan konser pada malam hari dengan pencahayaan yang minim, kita harus berhati-hati dalam mengatur fokus, karena sedikit saja penyanyi tersebut bergerak mendekat atau menjauh dari kamera, maka dia akan mudah untuk keluar dari fokus.

      semoga makin menambah pengetahuan kita tentang fotografi..
      selam jepreet..!!

      0 komentar:

      Posting Komentar