15.08
upc galeri
No comments
fotografer : Satria Khindi Prasetyo |
Berhubung
banyak sahabat fotografer yang menanyakan kepada saya, tentang bagaimana
langkah-langkah dan tahapan untuk pemotretan orang/manusia, khususnya yang foto
close-up dan atau portrait, dalam genre-nya disebut portrait
photography.
Nah,
sebelum memasuki lebih detil langkah-langkah dan tahapannya, mari kita ketahui
terlebih dahulu, apa itu yang disebut portrait photography.
Portrait photography or portraiture
is the capture by means of photography of the likeness of a person or a small
group of people (a group portrait), in which the face and expression is
predominant. The objective is to display the likeness, personality, and even
the mood of the subject. Like other types of portraiture, the focus of the
photograph is the person’s face, although the entire body and the background
may be included. A portrait is generally not a snapshot, but a composed image
of a person in a still position. A portrait often shows a person looking
directly at the camera. Storytelling photography conveys emotion, mood and
ideas in which expressions are captured and the person will not need to be
looking directly into camera.
Unlike
many other photography styles, the subjects of portrait photography are often
non-professional models. Family portraits commemorating special occasions, such
as graduations or weddings, may be professionally produced or may be vernacular
and are most often intended for private viewing rather than for public
exhibition.
However,
many portraits are created for public display ranging from fine art
portraiture, to commercial portraiture such as might be used to illustrate a
company’s annual report, to promotional portraiture such a might be found on a
book jacket showing the author of the book
Sedangkan,
seorang teman fotografer menyebutkan definisi seperti ini:
Hampir
mirip dengan foto Human Interest, Foto Portrait adalah foto yang berusaha
membawa orang yang mengamati foto tersebut dapat masuk berempati dengan keadaan
jiwa individu yang dijadikan sebagai obyek atau subyek foto. Foto Portrait
merupakan foto yang menggunakan wajah seseorang sebagai obyek fotonya. Meskipun
begitu Foto Portrait bukanlah sekedar foto yang secara fisik menangkap wajah
seseorang sebagai obyek foto yang dipertimbangkan karena segi artistiknya, Foto
Portrait adalah jendela bagi suasana jiwa yang ada didalam individu yang
dijadikan sebagai subyek foto
Semoga
definisi sederhana diatas cukup menggambarkan apa yang dimaksud atau pengertian
dari Foto Portrait atau Portrait Photography. Nah, untuk mendapatkan foto yang
sesuai dengan definisi tersebut, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan
agar mendapatkan hasil foto yang maksimal. Langkah-langkah berikut ini bisa
menjadi panduan singkat:
fotografer : Satria Khindi Prasetyo |
(Pertama) Memotret
portrait khususnya untuk foto personal, tidak semudah seperti memotret para
model. Perbedaannya, kalau model, tata gerak tubuh, pose, geasture, mimik wajah
atau ekspresi, mereka lebih mapan atau sudah berpengalaman tanpa harus kita
arahkan.
Nah,
di luar seorang model atau para narsiskus sekalipun, untuk foto portrait, hal
yang pertama harus dilakukan adalah pendekatan kepada yang akan kita foto.
Orang yang biasa narsis sekalipun akan mendadak berubah mood-nya ketika kita
akan memotretnya dan mengeluarkan kamera DSLR yang kita punya. Akan ada rasa
minder, malu, grogi bahkan kehilangan ekspresi ketika harus mulai berpose.
Oleh
karena itu, pendakatan diri menjadi sebuah keharusan dan sangat penting.
(Kedua)
Melanjutkan soal pendekatan. Pendekatan yang sifatnya perkenalan atau
komunikasi awal sangat penting karena akan berfungsi sebagai langkah wajib
adanya kedekatan antara fotografer dengan yang akan di foto. Setelah
merasa cukup kenal, langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan kebutuhan
masing-masing pihak. Tanyakan apa yang diinginkan oleh orang yang mau di foto (talent)?
Mau embuat foto yang menampilkan dirinya
seperti apa? Jika tidak ada gambaran, sebagai fotografer, sulkanlah kepadanya
sesuatu konsep yang terbaik.
Setelah dari pihak talent menyampaikan kebutuhannya, baru kemudian pihak fotografer yang harus menyampaikan idenya. Sampaikan, nanti selama pemotretakan, saya akan begini, saya akan begitu. Sampaikan ke talent “dari keinginan Mas atau Mbak tadi, baiknya berarti pemotretannya cara begini, posenya kayak gini, bla bla bla…”
fotografer : Satria Khindi Prasetyo |
Intinya, gunakan sebaik mungkin
proses awal ini sebagai langkah awal agar terbangun kedekatan yang baik,
sama-sama enak, nyaman, tidak ada rasa tertekan, tidak canggung, dan supaya
menghindari miss komunikasi antara fotografer dan yang akan di foto.
(Ketiga)
Setelah proses pendekatan & komunikasi awal. Langkah selanjutnya adalah prepare
for take a photo’s! Dalam proses ini, dibutuhkan persiapan seperti pemilihan
wardrobe yang sesuai tema, make-up sesuai karakter yang mau di foto (talent),
setting lighting yang tepat, pemilihan spot yang menarik dan mendukung lokasi,
serta lain-lain sesuai kebutuhan.
Sebenarnya
pada proses ini sebaiknya sudah dibicarakan sebelum berangkat ke lokasi. Proses
ini hanya memastikan bahwa semua sudah sesuai pada perencanaan awal. Jika
situasi & kondisi memaksa adanya perubahan, cepat & sigaplah
mengantisipasinya.
Prioritas
bikin foto portrait: level tertinggi adalah ekspresi
yang harus tepat, lalu gestur/pose yang pas, kemudian pengaturan pencahayaan,
baru harmoni dengan background yang ada di lokasi (kata Arbain Rambey). Nah,
soal bening & ketajaman itu soal kebiasaan & pengalaman tangan yang tak
mudah goyang didukung lensa dan kamera yang memadai pastinya. Soal tone, itu
selera masing-masing saja.
Modal
utama memotret manusia adalah fotografernya harus percaya diri. Bangun
komunikasi dengan yang akan kita potret sebaik mungkin. Kalau model atau orang
yang kita potret hidungnya pesek, jangan dibilang mancung. Tapi pujilah bagian
lain, misalnya rambutnya yang bagus, matanya yang indah, kulitnya yang halus,
dan lain sebagainya. (tutur Darwis Triadi).
0 komentar:
Posting Komentar