![]() |
fotografer : Ishak Firdaus |
Foto makro memang tidak sepopuler
foto lainnya, seperti foto pemandangan, foto diri, keindahan alam, dlsb. Meski
demikian, temen-temen tidak salah jika ingin mencoba memotret dengan sasaran
objek-objek yang kecil. Hitung-hitung tambah pengalaman. Apalagi jika kalian
telah menggunakan kamera digital, pasti semakin leluasa untuk berkreasi.
Membuat foto makro termasuk tidak
mudah. Menurut pakar fotografi, Leonardi, kita harus mencari dengan cermat
sasaran apa yang bisa menjadi menarik untuk difotomakrokan. Sudah barang tentu
bukan benda-benda yang sekadar kecil bentuknya, karena adakalanya bagian tertentu
dari suatu benda besar pun bila direkam secara makro, bisa menjadi objek yang
menarik.
![]() |
fotografer : Ishak Firdaus |
Arti kata makro adalah besar.
Namun dalam fotografi makro, yang dijadikan sasaran pemotretan adalah
objek-objek yang sangat kecil. Maka walaupun sebagian besar lensa-lensa untuk
tujuan memotret benda-benda kecil itu dinamakan lensa makro, Nikon memilih
kebijaksanaan sendiri dengan menamakannya sebagai lensa mikro (mikro =
kecil). Tetapi kedua-duanya sama-sama bertujuan untuk memotret benda-benda
kecil, yang kemudian divisualisasikan menjadi jauh lebih besar dari pada ukuran
aslinya. Ya di sinilah daya tarik yang bisa kita ciptakan, kita visualisasikan,
karena objek-objek yang tampil bukanlah sesuatu yang bisa disaksikan orang
setiap hari.
Secara umum yang dikategorikan
sebagai lensa makro atau lensa mikro adalah jenis lensa yang mampu
merekam/memotret sasaran (pada film) sama besar dengan benda aslinya, disebut
berasio 1:1; atau paling tidak separuh besar benda aslinya, atau dengan rasio
1:2. Kini banyak lensa-lensa vario yang disebut berfasilitas makro dengan rasio
1:4, sebenarnya dengan rasio seperti itu, resminya belum termasuk lensa makro.
Namun untuk menghasilkan foto makro,
sebenarnya tidak mutlak harus menggunakan lensa makro yang harganya cukup
tinggi, yakni jutaan lebih, karena jenis lensa-lensa biasa pun dengan ditambah
berbagai aksesoris, bisa menjangkau rasio seperti lensa makro. Misalnya dengan
tambahan konverter tele2X dan lensa close up +4 pada lensa normal 50 mm, sudah
akan menghasilkan rasio sekitar 1:2, bila lensa close-up-nya +5 sudah mendekati
rasio 1:1. Perangkat lain adalah reverse ring, gelang pembalik ini berperan
untuk memasang lensa dengan arah terbalik. Bagian depan mengarah pada bodi
kamera, sedangkan bagian belakangnya menghadap ke depan. Dengan gelang pembalik
ini, segala jenis lensa berubah fungsi menjadi lensa makro "gadungan"
dengan rasio sekitar 1:1, dan ini merupakan sarana termurah, karena harga
gelang tidak terlalu mahal. Atau Anda pun bisa menganut cara klasik dengan
menggunakan extension tubes, yang sekarang bisa digantikan dengan extension
bellows.
![]() |
fotografer : Ishak Firdaus |
Sayangnya dengan sarana-sarana
tambahan tersebut, jarak depan lensa terhadap objek amat dekat, sehingga bila
sasaran kita adalah serangga kecil misalnya, dia sudah kabur sebelum terfokus
tajam. Tidak ada sarana lain? Ya lensa makro. Untuk memotret benda mati, boleh
memilih yang berjarak fokus 55 mm, sedangkan untuk benda hidup yang mudah
bergerak harus memilih yang 100 mm atau 200 mm.
Jika temen-temen menggunakan lampu
kilat, lakukan tidak dengan menancapkan di atas kamera seperti biasa, karena
arah cahayanya tak akan menuju sasaran dengan benar. Maka untuk pemotretan
makro ini, kita harus menggunakan flash bracket yang dipasang pada lensa atau
lebih efektif dengan menggunakan ring flash.
Boleh dibilang objek foto makro
banyak sekali. Mulai dari bunga-bunga atau rerumputan yang masih dihinggapi
embun malam, bila terkena siraman cahaya matahari pagi, bisa dijadikan foto
makro yang indah sekali. Juga ulat, semut, atau serangga lain disekitar kita,
juga dapat dijadikan sasaran yang mengasyikan. temen-temen pun bisa beralih ke
hal lain seperti benda-benda mati di dalam rumah. Ujung pensil atau bekas
rautannya, pangkal ballpoint, sebagian dari sisir digabung dengan bagian dari
sikat gigi, tebaran paku payung, kumpulan jarum pentul.
Segala benda berwarna yang kalian
temui bila dicuplikan sebagian kecil, niscaya bisa dijadikan suatu karya foto
yang memiliki nilai lebih, dan bisa dijadikan pajangan dalam pigura untuk
digantung di dinding. Setelah Anda mahir cobalah dengan memadukan beberapa
benda atau bagian benda untuk disusun sebagai suatu komposisi baru, pasti akan
lebijh asyik lagi.
Beberapa kesulitan akan kalian
hadapi dalam membidik sasaran. Dengan begitu dekatnya posisi lensa dengan
objek, sehingga bergerak sedikit saja, sasaran sudah out-of focus. Kemungkinan
yang bergerak itu bisa kamera, bisa juga objeknya. Namun dengan bantuan
penyangga hal itu bisa diatasi sebagian.
Hal lain adalah sempitnya ruang
tajam, maka kita hampir selalu memilih bukaan diafragma terkecil yang
dimungkinkan. Adalah bijaksana dengan menggunakan ISO 200-400 misalnya. Apalagi
jika kalian sudah memiliki kamera digital. Dengan kamera ini Anda akan bisa
lebih leluasa berkreasi. Pasalnya, kamera pintar ini sudah dilengkapai modus
pemotretan makro. Bahkan, kemampuan pemotretan tehadap objek bisa dilakukan
dengan mode pemotretan super-makro, dengan jarak paling dekat 2 cm.
Sudah tentu segala aksesoris
kreatif, misalnya filter cross screen, galaxy, bahkan yang berwarna, bisa juga
kita manfaatkan, agar kita peroleh kreasi lain yang lebih spektakular. Selain
itu masih ada alat pendukung yang agak mahal, yakni micro adjuster. Alat ini
memiliki rel silang, bisa maju mundur, juga bisa gerak kiri-kanan.
![]() |
fotografer : Selvya |
Dengan terpasangnya di atas kakitiga
(tripod), lalu ditumpangkan ke kamera, maka dalam penajaman gambar kita akan
banyak terbantu. Sebab untuk mendekat atau menjauhi sasaran dapat dilakukan
secara lembut sekali dengan memutar pendorong rel sesuai kehendak. Dengan alat
tersebut, tripoid tidak perlu dimaju-mundurkan, karena adjuster bisa mengambil
alih tugas tersebut. Dalam pemakaian, alat itu bisa juga berfungsi sebagai
penajam gambar, jelasnya ia bisa bekerja serentak bersama selektor jarak pada
kamera.
Di bidang medis, pasangan lensa
makro dengan ring flash sudah lama dimanfaatkan, lebih sering daripada
mikrografi. Dalam suatu operasi misalnya, untuk mengabadikannya menjadi
efisien, karena selain praktis, juga tiada masalah timbulnya bayangan yang
mengganggu, bahkan praktis bebas bayangan (shadow-free)
0 komentar:
Posting Komentar